Cara Mengisi Jam Kosong di Sekolah Tetap Efektif



Artikel ini akan membahas fenomena jam kosong di sekolah. Mungkinkah itu menjadi pemicu nakalnya  siswa? Lihat ulasan di artikel berikut.

Memiliki siswa yang kooperatif adalah impian guru. Namun, fakta di lapangan tidak demikian. Banyak penyimpangan sosial terjadi di sekolah terhadap guru. Belum lama ini, ini masih segar dalam ingatan kita tentang guru yang ditantang siswa mereka. Pada saat itu, A.A sedang merokok di dalam kelas lalu ditegur oleh seorang guru mata pelajaran  guru IPS di Gresik,  AA melakukan tindakan persekusi  terhadap Nur Khalim. Mirisnya, teman-teman AA malah tertawa, daripada melarang.
Apa reaksi Nur Khalim?

Bahasa siswa sekarang "woles".  Yaps rileks dan tidak melakukan tindakan fisik apa pun. Karena, dengan melakukan tindakan fisik terhadap siswa di zaman sekarang ini, guru dapat ditangkap langsung dengan dijerat pasal perlindungan anak. Meskipun niatnya baik, tetapi mengapa guru ini dihukum? Siapa yang salah?


Kenakalan remaja tidak hanya satu macaam, jika ditulis dalam sebuah artikel, rasanya seperti Bapak/ Guru juga memiliki pengalaman tentang apa yang terjadi kenakalan remaja di sekitar kita. Tetapi apakah Anda pernah berpikir bahwa salah satu pemicu kenakalan siswa yang bukan faktor lingkungan di rumah atau teman bermain juga dapat terjadi karena dipicu pihak sekolah itu sendiri.

Salah satu alasan pemicu kenakalan siswa mungkin juga karena adanya jam kosong. Bapak/ Ibu guru pastinya sudah tidak asing dengan jam kosong? Biasanya, jam kosong terjadi karena guru yang mengajar mata pelajaran pada saat itu tidak dapat menghadiri kelas. Pernahkah Anda membayangkan bagaimana mereka bereaksi? Kata-kata seperti "Assyyiikkk ..." atau bahkan "Hooreee ..." adalah fenomena umum.

Namun, di balik kata-kata ini, apakah mungkin untuk mungkin benih kenakalan remaja? Sangat mungkin Tidak jarang bagi siswa yang berada di jam kosong untuk meninggalkan kelas. Atau pergi ke kantin sekolah atau perpustakaan Anda masih dapat memlakuminya. Hanya dikhawatirkan, jika kebiasaan jam kosong tetap ada, mungkin siswa melakukan hal-hal sia-sia.
Di sini diperlukan adanya guru piket, yang menjadi guru pengganti ketika jam kosong di kelas. Karena terbatasnya guru piket yang bertugs.  Tidak jarang ada banyak kelas yang memiliki jam kosong bersamaan yang hanya diberi tugas untuk mencatat atau menyelesaikan LKS. Apakah ini efektif?


Tampaknya tidak bekerja secara efektif untuk mengkondisikan kelas jika Anda menggunakan metode tradisional seperti itu. Jika Bapak/ ibu guru sedang bertugas sebagai guru piket, tidak ada salahnya mengisi jam kosong terebut dengan berdiskusi. Anda juga harus mempertimbangkan topik diskusi sesuai dengan jenjang mereka. Jangan sampai siswa kelas 7 diajak untuk mendiskusikan  sempitnya lapangan pekerjaan.

Bapak/ ibu gury dapat menggunakan koran bekas satu atau dua hari yang lalu membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang dibagikan koran tiap kelompok. Setiap kelompok kemudian  menentukan masalah  menurut kesepakatan bersama, lalu diadakan diskusi. Secara tidak langsung, Anda dapat mengasah keterampilan kognitif siswa untuk berani berpendapat di muka umum.

Sekali lagi, sangat disayangkan bahwa jam kosong ini tidak dapat sebanding dengan jumlah guru piket. Banyaknya guru yang mencari tambahan jam mengajar di luar sekolah membuat jam kosong ini sulit dihilangkan. Karena itu, peran guru-guru piket  diharapkan mampu membuat jam kosong menjadi  tetap produktif.

0 Response to "Cara Mengisi Jam Kosong di Sekolah Tetap Efektif"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel